Baiklah saya
memang harus jujur, setidaknya pada diri saya sendiri, dan pada kertas –kertas ini.
Menyadari
bahwa dirimu sudah tak lagi di sisiku memang menyakitkan. Dirimu sudah tau bagaimana
aku, bahkan bagaimana aku jika tanpa dirimu.
Namun, Aku
masih bertahan untukmu di sini. Entah apa yang membuatku bertahan, mungkin
keyakinan yang sudah terbangun meski hanya dalam waktu yang singkat. Hanya 1
bulan. Meskipun semuanya itu coba kau hancurkan dalam waktu satu malam. Tetap
tak bisa. Entahlah, mungkin memang benar kata temanku bahwa aku telah
kehilangan logikaku. Seharusnya aku sadar, bahwa cinta bukan hanya emosi
tentang rasa, tetapi rasional juga menjadi perhatian.
gambar tangan Bibah26 |
Aku kembali
memutar memori, apa kamu masih ingat tentang tulisan ini? “Ini adalah proses. Proses untuk memahami satu sama
lain. hanya satu yang aku tau, semakin aku mengenal dan memahamimu semakin aku
mencintaimu.”
Jadi, mungkin itulah yang menjadi alasanku untuk
bertahan, bahwa aku semakin mencintaimu. Karena di sisi lain, aku mengerti
alasanmu untuk pergi. Ya, aku paham dan aku mengerti. Karena itu lah aku
memilih untuk tetap bertahan di sini. Bertahan dalam penantianku bersama rasa
yang tak perlu diumbar, karena aku takut semua itu akan mengurangi kesucian
rasa itu. Meskipun, aku tahu bahwa dirimu sudah sepenuhnya sadar tentang rasa
yang ada dalam hati ini. Tapi, yang perlu kau tahu saat ini adalah aku tetap
menanti sepotong hatiku yang telah kau bawa pergi untuk kembali disatukan pada
waktu yang tepat yang telah ditentukan oleh Sang Maha Cinta.
Tidak salah kan, jika aku masih menantimu? Sembari aku
memperbaiki pribadiku untuk orang yang benar-benar tepat. Aku pun berharap bahwa
orang itu adalah dirimu. Meskipun terkadang aku takut, jika saja penantian ini
akan sia-sia. Jika saja dirimu, memalingkan arah yang jelas itu bukan untukku. Aku
sangat takut, betapa hancurnya hati ini dengan kehilangan sepotongnya.
Selama kepergianmu, aku ingin meminta maaf padamu. Karena
sampai saat ini aku masih sering merindukanmu, maafkan aku.
Tidak ada yang bisa aku lakukan jika aku terbelenggu
dalam rindu tentang dirimu. Aku hanya menyelipkan namamu dalam doaku. Itu saja.
Karena aku tau, sudah tidak mungkin bagi kita untuk sering berkomunikasi,
meskipun teknologi begitu mudahnya. Baiklah lebih baik diam.
Tapi aku ingin sekali berterima kasih padamu, karena dengan
seperti ini, dengan kepergianmu ini. Aku
menjadi sadar tentang kesucian akan sebuah cinta. Menjaga dan
memperbaiki diri untuk tetap dalam ridha-Nya.
Terima kasih Allah. Cara-Mu selalu indah untuk
mengingatkanku, dan begitu indah kau jadikan dia sebagai perantara. Semoga kami
berdua selalu berada dalam naungan kasihMu.
31-10-13 07:30
0 komentar:
Post a Comment