Kali ini saya ingin berbagi sebuah cerita tokoh yang mungkin banyak dari kalian yang belum tau. Niat awalnya sih, saya cuma ingin menjawab pertanyaan "apa arti nama saya (Nasibah)?"
Bahkan dulu sewaktu kecil kala itu saya masih duduk di bangku SD, saya juga bertanya kepada bapak saya "Bapak, arti nama Nasibah ki apa to? kemudian bapak saya menjawab, "Nasibah itu wanita pertama yang ikut berperang bersama Nabi, bahkan tangannya putus oleh pedang musuhnya" jawab bapak yang cukup singkat dan jelas. Jawaban bapak waktu itu pun membuatku selalu bangga akan nama yang diberikan kepadaku. Oh ya waktu itu juga saya sempat bertanya pada bapak, "Bapak, sing gaweke jeneng Nasibah ki sinten?" "Sing ngeki jeneng Nasibah, mbiyen Ustadz,...." jawab Bapak lanjut bercerita tentang kisah kecil dan penamaan anak-anaknya.
Nah, jadi kalian udah tau kan asal nama Nasibah itu dari mana,,untuk lebih tau kisahnya monggo di simak kisah beliau...
Nama
lengkapnya adalah Nasibah binti Ka’ab bin Umar bin Auf Al-Khazrajiah. la
merupakan wanita pertama kaum Anshar yang bersedia berikrar kepada Nabi.
la pernah
mendatangi Nabi dan berkata “aku tidak pernah melihat segala sesuatu kecuali
hanya diperuntukkan kepada laki-laki. Keberadaan wanita sama sekali tak pernah
dianggap.” Menanggapi perkataan Nasibah itu, turunlah ayat yang mengatakan:” Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan-perempuan muslim, laki-laki dan perempuan-perempuan
mukmin, laki-laki dan perempuan-perempuan yang taat, laki-laki dan
perempuan-perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan-perempuan yang
penyabar, laki-laki dan perempuan-perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan-perempuan yang rajin bersedekah, laki-laki dan perempuan-perempuan
yang berpuasa, laki-laki dan perempuan-perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan-perempuan yang senantiasa menyebut (nama) Allah, telah
disiapkan oleh Allah sebuah ampunan dan pahala besar” (al Ahzab: 35).
la ikut
serta dalam beberapa perang besar bersama Nabi. la berperan melayani dan
membantu para mujahidin, memberi dorongan kepada orang-orang yang sedang
berperang, menghilangkan keraguan pada diri mereka, dan bahkan di saat waktu
memungkinkan ia juga tak ragu lagi untuk menghunus senjata dan berperang
sebagaimana layaknya seorang perwira.
Ia bersama
dengan suami dan anaknya terjun pula dalam perang Uhud. la sempat terluka parah
di saat kemenangan mulai berada di pihak orang-orang kafir. Pakaiannya
tercabik-cabik karena sayatan senjata. la berada dalam naungan Rasulullah dalam
keadaan tubuh penuh luka, akibat pukulan dan lemparan anak panah. Luka dalam
tubuhnya sekitar 12 luka. Pada waktu itu, ibunya senantiasa mendampingi dan
berusaha membalut luka-luka Nasibah itu.
Dan di saat
Nabi hendak dibunuh oleh Ibnul Qum’ah, Nasibah merupakan orang yang melindungi
Nabi. la melawan Ibn Qum’ah yang hendak membunuh Nabi dengan melontarkan beberapa
pukulan kepadanya. Ibnul Qum’ah pun membalas pukulan-pukulan itu. la memukul
pundak Nasiah hingga mengakibatkan goresan pada punggungnya.
Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam pernah membicarakannya: “bahwa derajat Nasibah pada hari
ini lebih tinggi daripada derajat siapa pun, aku (Nabi) selalu melihatnya
ditempat manapun, aku senantiasa melihat Nasibah sedang berperang di
belakangku.” Nabi juga pernah berkata kepada anak Nasibah yang bernama
Abdullah: “semoga Allah senantiasa memberkati kalian semua yang tergolong Ahli
Bait. Derajat ibu mu lebih tinggi daripada derajat siapa pun. Derajat suami
ibumu juga lebih tinggi daripada derajat siapa pun. Dan derajatmu pula lebih
tinggi daripada derajatnya siapa pun. Allah benar-benar telah memberkati kalian
semua yang termasuk Ahli Bait.” Kemudian Nasibah berkata kepada Rasulullah:
“wahai Rasul, berdoalah kepada Allah agar kami bisa menyertaimu di surga
nanti.” Berdoalah Rasulullah, “Ya Allah jadikanlah mereka teman-temanku di
surga nanti.” Mendengar doa Rasulullah itu, Nasibah berkata: “aku tidak
akan merasa resah setelah ini, dan aku tak akan merasa menderita karena
permasalahan-permasalahan duniawiku. ”
Pada hari
Hudaibiyah, di saat kaum muslimin mendengar sebuah isu bahwa Utsman telah
dibunuh oleh kaum Quraisy di tengah-tengah Nabi sedang menyumpah orang-orang
yang akan masuk Islam, Nasibah serentak berdiri dengan mengambil sebuah tongkat
dan menjadikannya sebagai senjata. la memperuncing tongkat tersebut dengan
pisau agar bisa dijadikan sebagai senjata yang mematikan.
Dan pada
hari Khunain, ia pun ikut terjun dalam peperangan untuk semakin mengukuhkan
kemenangan umat Islam. la membunuh seorang pemuda dari kabilah Hawazin yang
sedang dalam keadaan terjepit, merebut senjatanya dan kemudian berperang lagi
dengan menggunakan senjata itu.
la ikut
pula memerangi orang-orang yang keluar dari agama Islam pada masa pemerintahan
Abu Bakar. la juga ikut serta dalam perang Yamamah bersama Khalid bin Walid
untuk menghadapi Musailamah ‘sang pendusta’.
Namun,
Musailamah malah memotong tangan Nasibah, dan melukainya sebanyak 10 luka, yang
akhirnya menjadikan Abu Bakar menganjurkan agar Nasibah dibawa pulang. Dan tak
hanya itu saja, Musailamah juga mampu membunuh anak Nasibah yang bernama Habib
bin Zaed setelah terlebih dahulu ia potong tangan dan kakinya.
Salah satu
Hadits yang diriwayatkan oleh Nasibah adalah: bahwasanya Rasulullah pernah
mendatangi Nasibah seraya menawarkan makanan kepadanya. Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam berkata kepadanya “makanlah”, menjawablah Nasiah “aku
sedang dalam keadaan berpuasa.” Mendengar perkataan itu Rasulullah langsung
bersabda “para Malaikat akan selalu melakukan shalat bagi orang-orang yang
berpuasa sehingga mereka senantiasa merasa kenyang akibat shalat yang dilakukan
oleh para Malaikat tersebut.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/09/06/8099/wanita-wanita-pengukir-sejarah-bagian-ke-18-nasibah-binti-kaab/#ixzz2vLSawv9p
0 komentar:
Post a Comment