Fauzi ketika di Museum Sangiran, dalam acara Hiking Sangiran |
Foto ceria Fauzi. |
Fauzi bersama-sama OSIS SMA N1 GEMOLONG, dimana ia menjabat sebagai Ketua OSIS. |
Fauzi…,begitulah kami menyapamu dulu, disaat itu,
dimana kamu masih bernafas, kelopak matamu masih terbuka, masih sangat terlihat,
tubuhmu berdiri tegak yang takkan goyah sekalipun diledek impian, masih sangat
terbayang hangat tanganmu mendekap pundakku…,
Tapi ironi kenangan indahmu dimana mataku refleks membasah mengenangnya, mengenang tingkah lucumu, mengingat semangat juangmu, mengingat tatapan matamu, tatapan indah alam keceriaan..
kakimu tak lagi berpijak di bumi ini, suaramu tak lagi menggelombang di udara, dan tingkah lucumu tak mungkin lagi kusaksikan….
sungguh takkan terlupakan semua tentangmu…, Wajahmu kawan dikala angin menyapu rambutmu, kulihat wajahmu bercahaya, binar matamu, impianmu, semangatmu yang menggebu-gebu dan semuanya itu kan abadi dan terasa hidup dalam ingatan ini sekalipun ragamu kini terkubur dan telah terurai…
Kan kunenang semuanya sepanjang hidupku, hingga nanti kumerenta, kelak ku bercerita kepada pasanganku dan anak cucuku tentang sahabatku yang pernah menemaniku bermimpi “Ahmad Fauzi”… Dan kan kubawa mereka mengunjungi pusaramu, ku usap nisanmu, ku bersihkan rerumputan ditanahnya… Kami panjatkan doa untukmu lalu kan kukatakan kepada mereka,” inilah sahabat seperjuanganku, pemilik mimpi yang adi luhung, sangat ingin mengenal ilalang dan daun yang bergoyang, belum dia rasakan, namun kejadiaan yang tak terduga telah membuatnya tertidurkan dan tak terbangunkan lagi,”
terima kasih atas semua yang pernah kamu torehkan dalam hidupku…
Tapi ironi kenangan indahmu dimana mataku refleks membasah mengenangnya, mengenang tingkah lucumu, mengingat semangat juangmu, mengingat tatapan matamu, tatapan indah alam keceriaan..
kakimu tak lagi berpijak di bumi ini, suaramu tak lagi menggelombang di udara, dan tingkah lucumu tak mungkin lagi kusaksikan….
sungguh takkan terlupakan semua tentangmu…, Wajahmu kawan dikala angin menyapu rambutmu, kulihat wajahmu bercahaya, binar matamu, impianmu, semangatmu yang menggebu-gebu dan semuanya itu kan abadi dan terasa hidup dalam ingatan ini sekalipun ragamu kini terkubur dan telah terurai…
Kan kunenang semuanya sepanjang hidupku, hingga nanti kumerenta, kelak ku bercerita kepada pasanganku dan anak cucuku tentang sahabatku yang pernah menemaniku bermimpi “Ahmad Fauzi”… Dan kan kubawa mereka mengunjungi pusaramu, ku usap nisanmu, ku bersihkan rerumputan ditanahnya… Kami panjatkan doa untukmu lalu kan kukatakan kepada mereka,” inilah sahabat seperjuanganku, pemilik mimpi yang adi luhung, sangat ingin mengenal ilalang dan daun yang bergoyang, belum dia rasakan, namun kejadiaan yang tak terduga telah membuatnya tertidurkan dan tak terbangunkan lagi,”
terima kasih atas semua yang pernah kamu torehkan dalam hidupku…
Selamat jalan kawan, selamat berlelap panjang….
Tidurlah dengan tenang, saudaraku yang penuh dengan ceria disepanjang sejarah kehidupanku…
Tidurlah dengan tenang, saudaraku yang penuh dengan ceria disepanjang sejarah kehidupanku…
0 komentar:
Post a Comment